The Great Wall, Film FantasiĀ Menegangkan Dan Kaya Warna
Akhirnya kesampaian juga nonton The Great Wall di pertunjukkan hari terakhir di kota Bandung. Walau ada tapinya, tapi secara keseluruhan saya rasa film ini sangat menghibur mata. Apalagi buat yang suka film action atau game RPG.
Di artikel review film Arrival yang saya tulis minggu lalu, saya ceritakan kalau sebenarnya dibandingkan Arrival saya lebih ingin nonton film The Great Wall ini. Alasannya karena sutradaranya Zhang Yimou. Dibandingkan dengan aktor/aktris nya, saya memang lebih semangat kalau menonton film yang sutradaranya saya suka. Walaupun Arrival juga terbukti sangat bagus dan saya kasih 4 thumbs up, tetep saya ga rela kalau sampai The Great Wall terlewat.
Saya jatuh cinta sama karya-karya Zhang Yimou pada saat nonton Heroes di DVD jaman masih kuliah. (Awalnya saya kira Crouching Tiger Hidden Dragon adalah karya Zhang Yimou juga, ternyata itu karyanya Ang Lee). Beberapa tahun lalu saya juga sempat menonton film The Curse Of The Golden Flowers yang cukup rame karena sepertinya Gong Li lagi naik daun setelah Memoir Of Geisha laku berat. Tapi dasarnya penggemar film action, Heroes jelas lebih berkesan buat saya.
Pada saat saya akhirnya bisa menonton The Great Wall (terimakasih sekali lagi sama BFF yang mau jagain si kecil. You know who you are. *xoxo) yang sudah pertunjukkan hari terakhir di Bandung. Dan benar-benar nggak menyesal walaupun harus kabur dari kantor sebelum jam kerja berakhir, karena filmnya seru banget. Di awal film sudah dijelaskan kalau The Great Wall adalah mitos/fantasi, dan bukan cerita perang sungguhan walaupun setting dan beberapa tokohnya sungguhan ada. Begini plot nya.
William dan Tovar adalah bagian dari kelompok pedagang Eropa yang diutus ke Cina untuk mencari The Black Powder. William dan Tovar menjadi yang tersisa setelah anggota kelompok mereka habis dibunuh oleh bandit padang pasir dan diserang oleh monster. Berbekal tangan monster yang ditebas, William dan Tovar diterima di Tembok Besar yang dijaga oleh kelompok tentara yang menyebut diri mereka Orde Tanpa Nama. Orde ini bertugas menjaga kerajaan Cina dari serangan monster Taotie yang menyerang setiap 60 tahun sekali. Walau dengan persiapan yang matang, ternyata Taotie sudah berevolusi menjadi sangat pandai dan mampu menghabiskan sebagian besar pasukan orde, bahkan membuat pengalihan dan berhasil mencapai kerajaan Kaisar Cina dengan mudah. Di tengah kemelut perang, William dan Tovar galau antara pilihan mencuri The Black Powder dan menjadi orang kaya di Eropa, atau berperang bersama Orde Tanpa Nama untuk menyelamatkan dunia.
Walau manteman kayaknya sudah nggak mungkin nonton The Great Wall di bioskop karena waktu saya nonton 2 minggu lalu saja sudah pertunjukkan terakhir, hehehe, tapi mungkin trailer ini bisa jadi alasan untuk mulai berburu downloadannya.
Jalan Cerita The Great Wall Yang Mudah Diikuti
Sebenarnya sih jalan cerita The Great Wall cenderung sederhana. Ada monster yang mau menguasai dunia, ada pasukan yang berusaha membunuh si monster, plus ada tokoh anomali yang menjadi konflik di pertempuran ini. Yang membuat kagum adalah banyaknya tokoh di dalam film ini, yang beneran banyak banget. Mungkin untuk memberi kesan pertempuran yang sesungguhnya, karena memang aneh juga kalau pertempuran lawan monster yang jumlahnya sampai ribuan tapi hanya satu pasukan saja.
Alur ceritanya sendiri cenderung menegangkan dan dengan pace yang cukup cepat. Buat yang suka film action dan fantasi macam saya jelas sangat terhibur. Buat yang suka film jenis medieval war juga pasti melongo melihat persediaan senjata-senjata barbar zaman dahulu yang keren abis.
Visual The Great Wall Yang Memukau
Ngelihat dari trailer nya saja sudah dapat bocoran kalau The Great Wall menghadirkan scene-scene dengan visual yang bikin melongo saking kagumnya. Somehow, saya ngerasa agak terganggu dengan film nya yang kok rasanya agak nge-blur, beda jauh dengan waktu saya nonton Avatar beberapa tahun lalu yang warnanya begitu shocking. Apa mungkin efek dari saya nonton di teater yang kecil, atau mungkin karena diceritakan Tembok Besar Cinanya cenderung berkabut saat itu jadi warna-warnanya memang agak gloomy.
Yang lebih bikin wow, dibandingkan tembok besar Cina, adalah penggambaran lima pasukan orde tanpa nama. Dibagi berdasarkan tugas (melee, archer, acrobatic, siege engine, horse troop) dengan warna baju zirah yang berbeda-beda membuat film ini menjadi sangat warna-warni. Desain baju zirahnya juga seperti keluar dari game RPG, dan dalam beberapa scene sengaja disorot dengan gerakan lambat dan dari jarak dekat untuk memperlihatkan detailnya. Dan saat perang, saya jelas melongo melihat pasukan acrobatic yang walaupun sepertinya agak nggak berguna melawan monster sebesar gajah begitu, tapi adalah konsep yang sangat baru. Senjata-senjata perang yang digunakan juga keren-keren banget, sampai nggak yakin apa itu adalah murni buah pikiran Zhang Yimou atau memang benar ada di pasukan perang Cina.
The Great Wall Adalah Tentang Pemimpin Perempuan
Orde Tanpa Nama dipimpin oleh Comander Lin (Jing Tian) yang super cantik dan mulus dan seperti juga James Bond rambut panjangnya selalu rapi dari awal sampai akhir film. Buat cowok-cowok bisa cuci mata banget deh seperti melihat live action dari karakter cantik di game RPG. Dan kelompok monster taotie juga dipimpin oleh ratu, yang walau selalu dikelilingi oleh bodyguardnya yang super besar, tapi sebenarnya berfungsi mengatur pergerakan seluruh pasukannya. Kalau misalnya di film berkali-kali disebutkan Taotie menjadi pintar, sebenarnya sih ratunya yang tambah pintar, karena monster-monster lainnya juga diam saja kalau ratunya tidak memberi perintah.
Taotie ini juga desainnya indah, seperti bentuk ukiran tradisional Cina. Ditambah dengan warnanya yang kehijauan, jadi seperti patung giok berjalan.
Aktor Yang Paling Ditunggu Dari The Great Wall Adalah
Luhan!!! Hahaha, sebagai penggemar EXO kok kayaknya saya nggak boleh ketinggalan menyebut sang mantan EXO ini yang mendapat peran cukup lumayan didalam The Great Wall. Pada saat saya nonton juga bioskop sepertinya sebagian terisi oleh fans nya Luhan yang dengan jelas terkikik-kikik kecil (tapi lumayan ganggu š ) tiap kali Luhan muncul di screen.
Sebenarnya sih film ini diisi dengan aktor-aktor yang sangat bagus, dan semuanya juga menyajikan performa yang oke. Matt Damon dan Andy Lau pastinya kita di indonesia pun sudah hapal betul dengan kemampuan akting mereka. Mungkin ini waktunya berkenalan dengan aktor-aktor Cina lainnya yang kurang terkenal di Indonesia.
Sejujurnya saya agak kecewa dengan cerita yang menurut saya kurang dalam. Beda dengan the Curse Of The Golden Flower yang berbelit-belit dan penokohannya yang cenderung sangat kuat. Tapi rasanya membandingkan film action dengan film drama jelas nggak apple to apple ya. Selain itu cutting di film yang saya tonton kemaren parah banget. Keparahannya sampai tahap bikin ceritanya loncat-loncat. Apabila nanti dirilis versi director cut, saya dan hubby berencana untuk nonton lagi.
Manteman apa kebagian kemaren nonton The Great Wall? Mudah-mudahan setelah baca review saya ini jadi penasaran juga ya.
By Sissy ā¢ CEO Petshopbox Studio by day. Blogger by midnight. Wife & Mommy 24/7. Belakangan mulai menekuni lagi hobi lama yaitu nonton ke bioskop. Follow Sissy di Instagram, Twitter, Tumblr Blog dan Quora.
Baca juga:
- Arrival, Sci-fi Yang Menawarkan Pemikiran Baru
- My Annoying Brother (Hyung) Mengajarkan Arti Persaudaraan
- Headshot, Film Action Lokal Penuh Darah dan Bloopers
Disclaimer: Artikel ini tidak disponsori oleh pihak manapun. Penulis tidak menerima permintaan, penawaran, bayaran atau service/jasa yang brand nya direview didalam artikel ini. Seluruh isi artikel ini adalah pendapat pribadi penulis.