Old posts

Storks, Film Anak-Anak Yang Penuh Pesan Untuk OrangTua

Film yang akan membuat balita tertawa-tawa, anak kecil bertanya-tanya dan orang tua intropeksi diri.

Belum sempat menulis review The Secret Life of Pets, sudah keburu filmnya menghilang dari bioskop digantikan Storks. Saya juga sudah lama sekali menunggu-nunggu Storks diputar di Indonesia.

Dan lagi-lagi, saya nonton ini pas Family Movie Time di CGV Blitz. Buat yang penasaran apa itu Family Movie Time, bisa baca disini. (warning: spoiler alert) 

image

Storks adalah film fantasy mengenai para bangau dan bayi . Ceritanya, sejak dahulu kala, para bangau memiliki pabrik bayi di kutub. Para orangtua yang menginginkan anak, mengirimkan surat permohonan ke pabrik bayi, lalu nanti bayinya akan dikirimkan oleh bangau ke rumah. Sampai terjadi sebuah kejadian fatal yang membuat seorang bayi, Tulip, gagal dikirimkan dan tumbuh dewasa di pabrik. Sejak itu, Hunter, boss para bangau menutup pabrik bayi dan membuka pabrik serba ada, semacam amazon.com versi fantasy. Berbelas tahun kemudian, Junior, seekor bangau yang berambisi menjadi boss baru para bangau, bersama Tulip terjebak dalam rangkaian kejadian yang mengakibatkan lahirnya seorang bayi dari pabrik bayi. Mereka harus mengirimkannya secepat mungkin sebelum ketahuan oleh Hunter. Hal yang seharusnya mudah menjadi sulit karena sayap Junior terluka dan mereka terpaksa bergantung pada mesin-mesin buatan Tulip yang seringkali gagal berfungsi.

Menurut saya sih, film ini salah satu film keluarga yang wajib tonton. Karena ini alasannya.

Sarat pesan moral untuk keluarga

Walau film semua umur alias untuk anak-anak, tapi Storks justru penuh dengan pesan moral untuk orang tua. Orang tua karakter Nate yang menginginkan adik bayi adalah sales rumah yang sangat sibuk sehingga untuk bermain sebentar saja dengan Nate pun tidak ada waktu. Stereotip pasangan modern. Tapi akhirnya mereka bersedia mengesampingkan pekerjaan demi menyambut adik bayi Nate. Menjadi orang tua memang butuh pengorbanan bukan?.

image

Selain itu diperlihatkan juga betapa bayi itu tidak selamanya cute and cuddly. Tidak mau tidur semalaman, menolak makan, nangis tidak mau berhenti, kabur waktu ganti popok. Semuanya digambarkan dengan sangat tepat. Buat yang sudah punya anak sih bisa ketawa-ketawa bernostalgia saat si kecil masih bayi dulu. Tapi buat yang belum punya anak mungkin langsung pikir ulang mau punya anak cepat. Hahaha.

Mengajarkan tentang ambisi

Junior sangat berambisi untuk menjadi bos para bangau. Tetapi dia tidak tahu apa yang membuatnya ingin menjadi bos. Dia juga tidak tahu apa yang akan dilakukan setelah menjadi bos. Semata-mata karena dia berprestasi, maka dia pikir dia layak menjadi bos.

image

Mirip seperti banyak dari kita bukan?. Semata-mata karena pintar (atau mungkin karena keinginan orang tua), kita ingin jadi dokter, tapi tidak tahu kenapa kita ingin jadi dokter, tidak tahu bagaimana beratnya kuliah kedokteran atau nanti kerja jadi dokter itu seperti bagaimana.

Storks seperti mengingatkan bahwa ambisi tanpa tujuan jelas dan rencana akan mengakibatkan kita menjadi buta. Melakukan segalanya tanpa pertimbangan ulang. Terkadang ambisi menyebabkan kita mudah disetir pihak lain yang kita anggap akan memudahkan pencapaian ambisi tersebut. Menyeramkan bukan?

Cuci mata

Saya pribadi sangat suka desain Storks, karena warnanya cerah dan sepertinya segala didalam filmnya terlihat sangat fluffy. Tentu saja yang paling menarik hati adalah para bayi yang jumlahnya mencapai ratusan dalam berbagai warna kulit  dan rambut. seperti ini nih

Sebenarnya film ini layak ditonton oleh siapapun termasuk yang sedang nge-date atau malah para orang dewasa yang butuh relaksasi. Karena secara keseluruhan Storks menyajikan tontonan yang ringan, cepat dan lucu. Saya sama sekali tidak kecewa melewatkan satu film komedi Indonesia yang katanya menjadi film dengan penonton terbanyak di Indonesia saat ini, yang diputar disaat bersamaan. Karena setelah membaca berbagai reviewnya, saya yakin Storks adalah pilihan yang jauh lebih bermutu.


by Sissy • a geek with a brain full of creative thoughts who loves tea, chihuahua, pop-punk music, doodling and writing. Follow on Instagram & Twitter and read her more serious blog.