Fantastic Beasts: The Crimes Of Grindelwald Review
Fantastic Beasts: The Crime Of Grindelwald salah satu film yang saya tunggu-tunggu banget sejak berbulan-bulan lalu. Sayangnya, setelah saya tonton, saya merasa film ini terlalu padat dan kurang humor dibanding film pertamanya.
Film ini adalah lanjutan dari seri pertamanya Fantastic Beasts and Where To Find Them. Ceritanya masih berputar di karakter Newt Scamander dan (later-to-be wife) Tina. Bersetting di New York dan Paris tahun 1927, 1 tahun setelah Fantastic Beasts and Where To Find Them. Newt ditinggalkan tanpa kabar oleh Tina yang kini bekerja sebagai Auror di Paris, dan mendapat tekanan dari Kementrian Sihir (Ministry of Magic) untuk menjadi auror juga. Cerita berputar di kebangkitan kubu dark magic yang dipimpin Grindelwald dan pengejaran Credence yang di film pertama diceritakan mengalami kebangkitan dan menghancurkan sebagian New York dengan kekuatannya yang belum terkendali.
Sayangnya, menurut saya Fantastic Beasts: The Crimes Of Grindelwald ini a bit boring. Kayaknya ini masalah yang umum ditemukan di film trilogi, dimana film kedua menjadi jembatan dari film pertama sekaligus jadi pembuka untuk film ketiga.
Dengan karakter baru yang cukup banyak, Fantastic Beast 2 ini ceritanya sangat padat. Sepertinya sepanjang film penuh berisi pengenalan karakter, latar belakang dan hubungannya dengan karakter lainnya. Sampai ada beberapa karakter pengikut Grindelwald yang saya sendiri saja masih nggak tau nama mereka siapa saja, karena mungkin pengenalan karakternya kena potong supaya filmnya nggak panjang-panjang amat.
Tapi bukan berarti nggak ada detail yang menarik sama sekali, justru banyak detail yang sepertinya bakal menjadi penting di film ketiga.
The not so good part
Kurangnya kejutan sihir yang mindblowing
Saya masih ingat betapa excited nya saya di film pertama menyaksikan dunia penuh hewan yang dibangun Newt di dalam kopernya. Betapa slapstick nya adegan Newt yang melompat-lompat keluar masuk kopernya. Sayangnya excitement ini nggak ada di film kedua ini. Yes, dunia penuh hewan milik Newt masih ada, yes makin banyak hewan-hewan aneh yang ditampilkan, tapi saya merasa adegan-adegan ini tidak se-wow film pertama. Apa karena adegannya terlalu cepat, atau karena tidak ada penjelasan lagi atau memang karena adegan-adegan ini tidak ada efek humornya seperti sebelumnya.
Terlalu banyak detail yang nggak jelas
Pasti masih ingat donk dengan segala keributan mengenai Claudia Kim yang berperan menjadi Nagini. Mulai dari stereotyping cewek asia sebagai pasif, cewek korea memerankan monster dari Indonesia sampai netizen india protes karena naga itu aslinya dari India. Setelah semua itu, bisa saya bilang kalau peran Nagini di film ini sangat-sangat kecil. Janganlah ngarep jauh-jauh sampe ada cerita kenapa Nagini bisa jadi horcrux nya Voldemort, lah powernya apa aja juga nggak diceritain.
Demikian juga dengan karakter Credence Barebone, the most wanted man di dunia penyihir yang hampir nggak jelas perannya disini. One thing for sure dia diceritakan sudah bisa mengontrol kekuatannya dan menjadi rebutan antara kementrian sihir (white magic) dan Grindelwald (dark magic).Rasanya terlalu banyak detail yang sepertinya sengaja disembunyikan dari kedua karakter ini sampai-sampai peran mereka cenderung tidak berarti dalam alur cerita keseluruhan.
Terlalu banyak blooper
Jangan happy dulu kalau Indonesia disebut dengan jelas di film ini, karena di tahun 1927, mayoritas orang Eropa masih menyebut Indonesia sebagai East Indies, nama yang digunakan VOC untuk menyebutkan Indonesia. Apa karena di tahun 1927 ini Pak Sukarno mendirikan PNI (Partai Nasional Indonesia)? Kalau benar, wow, ternyata penyihir pun hobby sama berita politik ya.
Juga jangan terlalu happy dengan kehadiran Minerva McGonagall muda, karena berdasarkan perhitungan seharusnya McGonagall baru akan masuk Hogwarts di sekitar tahun 1930-an. Tapi ini menimbulkan banyak fans theory yang mudah-mudahan akan terjawab di film selanjutnya.
The Good Part
Perkembangan karakter Newt Scamander
Sebagai karakter yang sudah jelas latar belakangnya di buku Harry Potter, film ini akan menggambarkan dengan jelas kenapa Kementrian Sihir ngebet banget ingin mempekerjakan Newt sebagai Auror. Ternyata, bukan karena kesukaannya pada binatang pastinya. Perhatikan sihir-sihir Newt di film ini, manteman akan sadar betapa hebatnya kemampuan sihir Newt.
Twist Story
Kalau ditanya tentang deatheater yang paling diingat dari franchise Harry Potter, pasti akan banyak yang menyebutkan Bellatrix Lestrange. Di film ini ada karakter Leta Lestrange. And the surprise is she’s on the good side. Tepatnya, dia auror yang bekerja untuk Kementrian Sihir. Jadi penasaran kan gimana ceritanya keluarga Lestrange bisa menjadi pendukung dark magic paling setia. Sama, saya pun penasaran.
Tapi ini bukan satu-satunya twist di film ini, karena masih ada twist lainnya yang melibatkan karakter perempuan paling adorable di film pertama. Silakan ditonton sendiri karen saya pun kaget dengan perkembangan karakternya.
Sinematografi
Buat saya film ini punya sinematografi yang ramah mata. Dijamin manteman akan terpana dengan keramaian New York dengan mobil-mobilnya dan romantisme klasik Paris. Dunia dalam koper milik Newt, selalu tampak mengagumkan. Yang paling menarik buat saya adalah desain interior Kementrian Sihir New York dan Paris yang klasik tapi tetap ada feel modern nya dan terasa sangat unik dan keren.
Johnny Depp
Buat seseorang yang ngebet pengen nonton film ini karena ada Ezra Miller, Jude Law dan Eddie Redmayne, kok malah Johnny Depp yang dikasih pujian. To be honest saya pernah mencapai titik males nonton film yang dibintangi Johnny Depp karena buat saya hampir semuanya ada feel Captain Jack Sparrow nya.
Tapi acting Johnny Depp disini menurut saya sangat berkesan. Sama sekali nggak ada unsur Jack Sparrow, malah Grindelwald tampil sebagai villain yang sangat tenang pembawaannya (kebalikannya Voldemort yang tampil garang dan emosional) tapi juga sangat ditakuti oleh pengikutnya.
Overall menurut saya Fantastic Beast Crime of Grindelwald ini tetap sangat layak ditonton, tapi sebaiknya nonton dulu film pertamanya supaya nggak bingung sendiri sepanjang film. Kemungkinan besar, manteman juga nanti nggak akan paham cerita film ketiga kalau nggak nonton film yang kedua ini.
Demikian review film kali ini. Manteman suka apanya sih dari film Fantastic Beast: Crime of Grindelwald ini? Yuk kita rumpi-rumpi di komen ya. Follow juga Instagram dan Twitter, nanti kita juga akan main-main ke IG dan Tw manteman. Cheers.
2 Comments
Keke Naima
Fantastic Beast ini kan katanya awal sebelum ada cerita Harry Potter, ya. Tetapi, memang sejak yang pertama aja, buat saya kurang greget. Gak tau deh. Mungkin ini masalah selera aja. Abis kayaknya saya lebih suka Harry Potter
Ainhy Edelweiss
Ya ampuunn aku belum nonton ini 😭😭 jadi tambah penasaran, aku fans banget sama Harry Potter dan lanjutan ya ini, emang banyak ekspektasi, udah pernah nonton yang pertama serinya mba, dan saya sepakat kalau kurang ngeeh kejutan sihirnya haha, dasar penonton 😁