Hoofla kaos rasa distro untuk balita modern, unfortunately more empowering towards boys than girls
Hati berbunga-bunga, seberbunga-bunga foto diatas waktu kiriman t-shirt anak dari Hoofla akhirnya saya terima. Sebagai mantan maniak distro, rasanya wajib donk si baby didandanin ala anak 2000′s juga.
Diendors oleh sebuah brand kaos sekeren Hoofla kaos jelas ditunggu-tunggu oleh semua emak-emak. Dalam kasus saya, kebetulan kaos si baby sedang kekecilan semua (kenapa sih baju bayi selalu kekecilan barengan?!), dan kerjaan di kantor sedang full, jadi nggak sempat banget cari-cari kaos baru. Jujur saya nggak tau banyak tentang apa dan siapa dibalik brand Hoofla Baby ini, tapi berdasarkan jenis bahan, jahitan dan sablon, saya yakin orang dibaliknya adalah pengusaha distro di Bandung.
Pada saat saya terima paketan Hoofla kaos dari tiki, isinya ternyata dikemas satu-satu dalam kantong plastik sekaligus tas plastik yang imut banget (masih disimpan sampai sekarang, siapa tau butuh). Walaupun happy banget nerimanya, tapi sempat kepikiran juga, kalau beli kaosnya banyak, kantong plastiknya banyak juga ya, nggak ramah lingkungan donk. Hm…mungkin pada saat order bisa ya diminta supaya kantong plastiknya disedikitin aja. Untung juga khan buat Hoofla nya ngehemat kantong plastik yang bisa dipakai buat produk yang lain.
ini tampilan kaosnya. Seperti saya sebutkan diawal desain dan potongannya distro banget. Seperti apa desain yang distro banget? kira-kira seperti di contoh ini, ada inspirational quote dan plesetan brand terkenal. Bahannya tebal, mungkin karena Hoofla ini tersedia sampai untuk usia 5-6 tahun. Tapi kalau saya pribadi lebih suka kaos yang bahannya tipis untuk si baby yang baru 1 tahun, terutama karena keringatan banget dan juga sering ketumpahan minuman, kalau bahannya tipis lebih cepat kering.
Kakek sama cucu tanding desain kaos siapa yang paling keren.
Hoofla kaos setelah dipake, pas banget!!! Langsung menyesal kenapa nggak minta yang ukurannya lebih besar ya, udah tau si baby khan bongsor. Kaos “I choose happy today” adalah favorit saya, terutama karena warnanya yang imut dan super ngejreng dan karena isi pesannya yang sangat positif sekali. Kaos “She’s my mom” nggak bisa dipakai karena bukaan lehernya kekecilan dan nggak bisa lewat kepala si baby.
Itu adalah salah satu hal yang mengganggu buat saya. Saya selalu mengalami masalah dengan baju bayi buatan lokal. Mungkin untuk cutting cost, kebanyakan kaos lokal dibuat seperti kaos untuk remaja dengan kerah yang fix. Padahal, ukuran kepala bayi khan besar banget dibandingkan badannya. Karena itu, selama memungkinkan, saya lebih pilih membeli kaos yang ada kancing atau flap di bahunya (biasanya kaos import yang desainnya seperti ini). Selain bisa dengan mudah dipakaikan tanpa harus melakukan sedikit kekerasan (pada leher kaosnya maksudnya), kancing dan flap ini gunanya juga untuk membuka kaos dengan cara kebawah melalui kaki, yang sangat efektif kalau kaosnya kotor kena makanan supaya mukanya nggak kena kotoran.
Selain itu, setelah browsing di facebook, saya (sebagai founder idgeekgirls.com yang ingin memajukan perempuan Indonesia dalam penggunaan gadget dan internet *sikap*) agak kecewa dengan beberapa pilihan desain di Hoofla yang sangat menginspirasi anak laki-laki tapi terasa mendomestikasi anak perempuan. Untuk anak laki-laki, tersedia kaos dengan desain “Pilot Masa Depan”, “The Next Indonesia President”, “Calon Pengusaha Sukses” & “Traveler Wanna Be”. Sementara untuk anak perempuan, pilihannya terbatas “Cantik Sholehah Berprestasi”, “great mom” Strong Dilligent Beautiful, She’s My Mom”.
Not saying that being strong mom is not a good thing. Tapi jaman khan sudah berubah. Perempuan amat bisa jadi pilot (perempuan Indonesia yang jadi astronot saja ada kok), presiden (Kita pernah lho punya Presiden perempuan. Amerika Serikat saja belum pernah lho punya Presiden perempuan), pengusaha sukses (contohnya Bu menteri Susi, Aulia “Ollie” Halimatussadiah, Hanifah Ambadar dan masih banyak lagi. Saya sendiri sebagai seorang wiraswasta mendidih rasanya melihat kaos “calon pengusaha sukses” ini nggak ada versi perempuannya), dan traveler (Halooo…Riani Djangkaru???). It would be a great thing to add some new design that empower girls to be whatever they want to be, scientist, programmer, designer, blogger, president, astronaut, etc which I definitely will buy again and again sampai si baby sudah terlalu besar badannya untuk pakai ukuran yang terbesar.
Walaupun kritik saya cukup pedas sepertinya, tapi sebenarnya over all saya sangat puas dengan Hoofla kaos. Kualitasnya bagus dan yang paling penting si baby terlihat nyaman sekali pakainya. Hoofla juga salah satu dari sedikiiiiit sekali brand yang menjual pakaian batita dalam warna non-putih. Sepertinya saya bakalan borong beberapa kaos dengan desain androgyny yang warnanya bukan putih, karena saya sudah bosan dengan kaos putih yang jadi kuning kena tumpahan minuman dan makanan.
Tunggu orderan saya ya Hoofla. :-*
Artikel ini adalah bagian dari program endorsement oleh Hoofla Kids dan Blogger Bandung dimana saya mendapatkan kaos yang menjadi bahan review ini langsung dari Hoofla Kids.