How To Train Your Dragon The Hidden World Amat Sayang Kalau Dilewatkan
Walau agak malas, saya akhirnya memutuskan tetap nonton How To Train Your Dragon The Hidden World. Ternyata filmnya amat sangat jauh dari mengecewakan.
Nonton bioskop memang sudah jadi tradisi di keluarga saya. Jadi begitu How To Train Your Dragon The Hidden World premier, kami langsung planning nonton sekeluarga di Family Movie Time nya CGV.
Eh, pas hari H, hubby harus keluar kota. Ya udah jadi mother-daughter time deh. Sejujurnya nih ya nonton ama balita itu banyak iklannya. Popcorn tumpah lah, minum abislah, pengen pipis lah, makanya udah paling bener deh diajaknya pas Family Movie Time ini biar nggak ganggu penonton lain.
Saya udah nonton nonton How To Train Your Dragon sejak film pertama. Sejujurnya sih saya ngerasa How To Train Your Dragon 2 agak mengecewakan terutama dalam ceritanya. Makanya saya agak malas nonton film yang terakhir ini. Sekarang saya malah ngerasa bakalan menyesal kalau nggak nonton.
Cerita How To Train Your Dragon The Hidden World
Hiccup yang telah menjadi kepala suku viking Berk menghadapi banyak masalah bersamaan. Selain masih merasa kurang percaya diri sebagai kepala suku kaum warrior dan sebagai pacar Astrid yang memiliki julukan warrior princess, tanggal pernikahan yang semakin dekat, juga datangnya Grimmel, pemburu naga yang ingin membunuh Toothless naga peliharaan Hiccup.
Kalut akan keselamatan naga-naga peliharaan di Berk dan ingin mempertahankan status sukunya sebagai the dragon rider tanpa pikir panjang Hiccup memutuskan bahwa mereka semua harus pindah mencari lokasi yang dinamakan dragon safe haven di dalam mitos.
Tentu saja perjalanan ini nggak mulus. Ditambah dengan kemunculan naga light fury berwarna putih yang langsung menarik perhatian Toothless. Lalu berhasilkah mereka menemukan tempat dalam mitos tersebut?.
Bagusnya How To Train Your Dragon The Hidden World
Menurut saya sih tema inti To Train Your Dragon The Hidden World tentang kebahagiaan pribadi dan pengorbanan untuk kebahagiaan pihak lain sebenarnya topik yang sama persis Wreck It Ralph Break The Internet. Bedanya Wreck It Ralph penceritaannya lebih berbelit-belit dan kesimpulannya lebih tersirat dibanding How To Train Your Dragon. Saya sih jauh lebih menikmati gaya penceritaan How To Train Your Dragon.
Selain itu saya juga wow banget sama animasinya yang sepertinya melompat jauh dibandingkan film sebelumnya. Kalau diperhatikan banget, terutama dalam shoot full face, rambut halus di permukaan kulit terlihat jelas dianimasikan jadi terkesan sangat alami. Dalam beberapa shoot tangan yang saya sempat perhatikan juga terlihat urat kebiruan dan rambut tubuh. Kalau movement animasinya jangan ditanya lah, smooth banget.
Pace ceritanya menurut saya pas, santai nggak loncat-loncat atau bertele-tele. Adegan actionnya juga seru dan nggak cuma di bagian akhir doank seperti kebanyakan film kartun. Saya juga suka karena peran para naga dalam peperangan juga lebih jelas.
Ohya, hampir lupa. Menurut saya sih, karakter Astrid benar-benar bagus buat jadi role model. Sejak film pertama, Astrid adalah warrior terbaik di Berk dan juga pintar. Dalam film ini Astrid yang dulunya suka berlagak jagoan dan bossy, sekarang bekerja sama dalam peperangan dengan Hiccup calon suaminya tapi bukan berarti iya-iya aja. Doi juga masih jagoan berantem kok.
Jeleknya How To Train Your Dragon The Hidden World
Entah karena kurang konsentrasi saking banyak iklan dari si kecil atau memang missed di ceritanya, jadi saya nangkep ada beberapa bagian yang kayaknya ga nyambung.
Misalnya dari awal dijelaskan si light fury yang ditaksir toothless ternyata adalah milik pemburu naga amatir yang ditipu Grimmel. Tapi sampai akhir fungsinya light fury ini buat Grimmel sendiri kurang jelas. Menurut dese sih, fungsinya buat mendistraksi Toothless supaya menjauh dari Hiccup, yang kalau menurut saya gagal total lah strateginya.
Lalu pemburu naga amatir yang light fury nya dicuri Grimmel tidak berbalik membantu orang Berk melawan Grimmel. Padahal logikanya, night dan light fury selalu disebut-sebut sebagai jenis naga yang amat sangat langka, jadi seharusnya peliharaan mereka itu sangat berharga. Aneh kan kalau direlakan begitu saja cuma karena Grimmel dirasa terlalu pintar dan kejam dibandingkan mereka.
Kesimpulan
Sebagai film keluarga menurut saya How To Train Your Dragon The Hidden World ini layak banget ditonton. Anak kecil mungkin nggak begitu ngerti ceritanya, tapi banyak banget joke yang bisa bikin orang dewasa ketawa-ketawa. Anak cowok bisa menikmati naga-naga raksasa yang gahar, anak cewek bisa menikmati scene bayi-bayi naga yang ngegemesin.
Sedikit spoiler ya, How To Train Your Dragon The Hidden World ini film penutupan. Ceritanya benar-benar ditutup. Kalau film nya dilanjut juga mungkin ceritanya bakalan benar-benar berbeda.
Oh iya, Family Movie Time ini programnya CGV khusus untuk keluarga yang mau bawa bayi dan anak-anak kecilnya nonton film keluarga/semua umur. Show nya selalu cuma sekali di hari minggu antara jam 12-13 siang di cabang CGV tertentu, tapi kalau sedang nggak ada film anak ya program ini ga diadakan. Buat non-keluarga, kalau mau nonton di hari dan jam ini mending pastikan dulu. Karena di Family Movie Time ini lampu nggak dimatikan, suara film lebih kecil dan dilarang marah-marah ke anak kecil yang berisik. Tag linenya aja “Crying kids are welcome” hahaha
Manteman sudah nonton How To Train Your Dragon The Hidden World belum?